• PHP
  • JAVA
  • JAVASCRIPT
Si Cerpen menu
  • Sass
  • Components
  • JavaScript
  • Programanarrow_drop_down
  • PHP
  • JAVA
  • JAVASCRIPT
  • PYTHON
  • Sass
  • Components
  • JavaScript

PHP

A modern responsive front-end framework based on Material Design
Mulai Belajar PHP

JAVA

A modern responsive front-end framework based on Material Design
Mulai Belajar JAVA

JAVASCRIPT

A modern responsive front-end framework based on Material Design
Mulai Belajar JAVASCRIPT

PYTHON

A modern responsive front-end framework based on Material Design
Mulai Belajar PYTHON

Scout Moment

Tanggal : March 26, 2019 Jam : March 26, 2019



  • Cerpen Karangan: Bagas Segara Putra
  • Kategori: Cerpen Petualangan


Kenalin dulu aku David, anak pramuka terganteng dan terkece di sekolahku. Aku ikut pramuka sejak SD, dan orangtuaku selalu mendukungku sejak kecil agar menjadi anak pramuka sejati. Sekarang aku duduk di bangku Osis lebih tepatnya di kelas 2 SMP. Selain orangtuaku ada teman-temanku yang setia menemaniku di pramuka, sahabat sejati sejak SD, kami sejak kecil sering dikirim kegiatan-kegiatan pramuka, contohnya lomba pramuka, persami, kemah, jambore, dan lainnya. Ketika kami latihan, pelatih kami memberitahu ada event besar pramuka, yaitu Scout Movement To Amazon. “Kemah di amazon?” ku pikir itu akan keren dan menyenangkan, selain itu aku juga bisa dapat teman baru, siapa tau dapat teman hidup (dipikiranku).Kami berdelapan ditunjuk untuk mengikuti event itu, beruntung sekali, aku terpilih sebagai perwakilan atas sekolahku, aku dan teman-temanku pulang dengan gembira sambil membawa surat izin untuk mengikuti kegiatan itu. Sampainya di rumah, aku langsung memeluk ibuku dan meminta izin untuk pergi ke hutan Amazon. Awalnya ibuku ragu mengizinkanku, tetapi dengan bujuk rayuan mautku, ibuku mengizinkanku untuk pergi mengikuti event tersebut. Kami pun tidak bisa tidur, di Handphone sibuk BBM-an, Smsan dengan teman-temanku mengenai event tersebut. “Di sana keren gak ya? Di sana enak gak ya? Di sana aku bebas tidak ya?” pertanyaan itu selalu terbayang di pikiranku, Tetapi ya sudahlah, ikuti saja, hitung-hitung menambah pengalaman. Hari demi hari berlalu, aku pun sudah siap dengan membawa perlengkapanku dengan lengkap dan mantap, dengan tekad yang bulat dan nyali yang nekat, sambil berkata di dalam hati, “Aku siap ke sana!”

Ketika kami hendak masuk ke kapal untuk berangkat, ada satu orang temanku yang lupa membawa peluit, padahal itu sangat penting di sana, mengingat hutan Amazon yang luas dan banyak binatang buas dan liar. Temanku pun gugup, keringat mengucur ke seluruh tubuhnya, lantas aku pun menghampirinya dan meminjamkan peluitku untuknya, “Untung saja aku membawa peluit lebih,” kataku dalam hati. Kami pun berangkat dari pelabuhan dengan bernyanyi, yelyel dan semacamnya, di perjalanan, kami senang-senang sampai lupa sudah larut malam. Kami pun mengantuk dan memutuskan untuk tidur.Di malam yang gelap gulita aku pun ingin ke kamar kecil untuk buang air, aku pun ke luar dan mencari kamar kecil. Setelah selesai buang air, aku melihat ruangan dengan pintu terbuka, pikiranku kacau dan aneh-aneh. “Ada apa malam-malam begini kok ada ruangan tidak tertutup, jangan-jangan adaaa,” ah sudahlah, aku pun ingin menutup pintu itu, namun setelah ku melihat ke ruangan itu, terpancar sinar bulan yang indah, dan aku pun masuk ke ruangan itu, aku melihat pemandangan laut yang luar biasa indahnya.

Saat aku melihat pemandangan itu, aku tidak sadar aku mundur-mundur sendiri tak sadarkan diri, lalu tertekanlah tombol merah di belakangku, dan semua alarm berbunyi di kapal itu, semua jendela dan pintu terbuka otomatis, aku ketakutan saat itu, aku pun lari ke ruanganku dengan keadaan panik. Setelah aku sampai di tangga untuk turun, semua ruangan kapal telah berisi air, aku pun diam, teman-temanku memanggil-manggilku, tetapi aku diam saja. 

Aku pun ditarik oleh pelatihku ke luar dari kapal, ternyata, tombol yang aku tekan itu adalah tombol berbahaya yang bisa membuka semua ruangan kapal dengan otomatis dan fungsinya agar kapal mudah dibersihkan.Aku merasa kapal ini mulai tenggelam, teman-temanku menangis, aku pun terdiam, saat itu juga pelatihku menaikkanku dan teman-temanku ke sekoci yang modern. Mesin kapal pun dinyalakan dan kami pergi dari kapal itu tanpa ada alasan, kepastian, dan apa yang terjadi berikutnya. Semua teman-temanku memanggil bantuan, mulai dari menembakan suar, membunyikan peluit dan melambaikan bendera, tetapi tidak ada yang merespon selain air laut yang hampa dan bulan yang terang. Kami semua putus asa, tidak tahu lagi akan ke mana, terombang-ambing di lautan lepas, dan tidak ada yang mempedulikan kami, kami termenung memikirkan nasib kami, KAMI TERDAMPAR!

Aku sebagai ketua regu di reguku, aku pun memberi semangat untuk berjuang, “Ayolah, kita kan pramuka, masa terdampar sudah menggertak hati kalian? mana yang katanya hatinya baja? mental yang kuat? Ayolah kita buktiin kita bisa pulang ke rumah dengan selamat!” teman-temanku hanya mengangguk dan diam. Kami pun terombang-ambing di laut, tanpa tujuan, tanpa harapan yang pasti, hari, minggu, bahkan berbulan-bulan berlalu, kami pun melihat ada kapal dari kejauhan, kami pun semangat dan membunyikan peluit, meluncurkan suar, dan melambaikan bendera, tetapi, kapal itu berlalu seperti khayalan kami saja. 

Berbulan-bulan berlalu, ketika aku bangun dari mimpiku, aku merasa sekoci ini tidak bergerak, dan benar saja, kami berlabuh di sebuah pulau yang lumayan besar dan pepohonan yang besar terpampang di mataku.Aku pun membangunkan teman-temanku, semua temanku bangun, tetapi ada seorang temanku yang tidak terbangun, aku pikir cuma bercanda, atau memang susah dibangunkan, tetapi ketika aku cek napas dan nadinya, tidak ada napas dan detak jantungnya, aku pun panik, aku berusaha memompa jantungnya, melakukan prosedur P3K yang aku tahu, membuat napas buatan, tetapi temanku ini nampaknya memang sudah tertidur untuk selamanya. Kami pun menguburnya di pulau itu, tertulis namanya dan tanggal lahir di dahan pohon yang lebar, “Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa, apakah kita akan berakhir seperti dia? Mungkin iya, mungkin juga tidak.” semua putus asa, aku pun putus asa, aku termenung di pantai pulau itu sendirian, dan seorang temanku berkata, “Kita pasti bisa lewati semua ini.”

Mendengar temanku itu, aku pun bisa tidur dengan tenang sambil memikirkan apa yang harus dilakukan nanti, esok, dan seterusnya. Keesokan harinya, kami mulai memutuskan untuk berkemah beberapa hari untuk mempersiapkan bekal untuk melanjutkan perjalanan lagi. Mengumpulkan makanan, senjata, air, dan sebagainya kami persiapkan. Ketika aku sedang buang air, aku melihat darah yang berceceran, semak-semak yang berdarah, dan bunyi mencurigakan, aku pun mengikuti jejak darah tersebut, setelah aku mengikuti jejaknya, aku melihat seekor macan telah melahap rusa, aku pun panik dan lari menuju sekoci sekuat tenaga dan menyuruh teman-temanku untuk pergi dari pulau itu, kami pun pergi dengan persiapan yang lumayan cukup.Berhari-hari sejak kami meninggalkan pulau itu, kami mulai kehabisan makanan, kami pun berburu ikan di laut, namun apa daya, kami tidak tahu caranya, sehingga hanya buang-buang waktu dan tenaga. Kelaparan menyebabkan kami gila, sering bengong, dan berkata tidak jelas, dehidrasi. Satu dari teman kami gila karena kelaparan, dia ingin membunuhku tetapi tidak bisa karena terhalang oleh teman-temanku yang lain, aku pun memukulnya dengan tangan tepat di kepalanya, dan ia pun pingsan.

Aku trauma semenjak kejadian itu, entah mengapa pikiranku kacau dan tidak karuan, yang ada di mataku cuma ada langit dan matahari yang terik. Aku pun tertidur dengan lelap, aku bermimpi seolah-olah aku ada di surga, entah berapa hari aku tertidur. Setelah aku tertidur cukup lama, aku pun terbangun, ternyata aku masih ada di kapal dengan teman-temanku dan pelatihku! ternyata semua itu hanya mimpi semalam, aku pun bangun dengan merasa deg-degan, karena aku belum pernah bermimpi seperti itu sepanjang hidupku! Aku berlari menuju semua ruangan dan semua baik-baik saja. Aku lega melihat itu semua, aku hanya bisa berdoa supaya mimpiku itu tidak terjadi kenyataan. Aku senang sekali kejadian itu bukan benar-benar tidak terjadi, aku kembali meneruskan perjalananku untuk mengikuti event pramuka ke hutan Amazon.

Cerpen Karangan: Bagas Segara Putra
Bagas Segara Putra (Siswa SMK Muhammadiyah 15)

Selesai

Apa Komentarmu? 

No comments:

Post a Comment

  • Title

    First Line Second Line

    grade
  • folder Title

    First Line Second Line

    grade
  • insert_chart Title

    First Line Second Line

    grade
  • play_arrow Title


    First Line
    Second Line

    grade

flash_on

Speeds up development

We did most of the heavy lifting for you to provide a default stylings that incorporate our custom components. Additionally, we refined animations and transitions to provide a smoother experience for developers.

group

User Experience Focused

By utilizing elements and principles of Material Design, we were able to create a framework that incorporates components and animations that provide more feedback to users. Additionally, a single underlying responsive system across all platforms allow for a more unified user experience.

settings

Easy to work with

We have provided detailed documentation as well as specific code examples to help new users get started. We are also always open to feedback and can answer any questions a user may have about Materialize.

Company Bio

We are a team of college students working on this project like it's our full time job. Any amount would help support and continue development on this project and is greatly appreciated.

Settings
  • Link 1
  • Link 2
  • Link 3
  • Link 4
Connect
  • Link 1
  • Link 2
  • Link 3
  • Link 4
Made by Arian Saputra