Earphone 00.00
Tanggal : March 26, 2019 Jam : March 26, 2019
- Cerpen Karangan: Dwi Lestari
- Kategori: Cerpen Horor (Hantu)
“Fai!!” aku menengok ke arah suara. ‘Drap! Drap!’ “Ada apa nay!” tanyaku. “Nih, baca” nayla memberiku kertas berwarna biru gelap. “Apa ini? Kosong!” kataku. “Ish! Memanglah, kau harus baca ini kertas, pas malam jum’at!” kata Nayla. “Oh.. Makasih ya?” aku memasukkan kertas itu ke dalam saku seragamku. “Daah Fai!! Sampai ketemu besok!”
“Apa isi kertas ini?” gumamku. Aku mencoba menerawang dengan six sense ku, yah aku memang anak indigo. Tapi nihil, aku tidak menemukan apa yang kucari. “Baiklah, aku akan menunggu sampai malam.” Aku merebahkan diri ke kasur dan terlelap.
“Hah! hah! hah!!! Mimpi apa aku tadi? Huh? Jam 23.59!!!” aku segera mengambil kertas biru di saku seragamku. “Huh! Ja-ngan ka-mu de-ngar ear-phone sa-at ma-lam jum’at purna-ma?? Huh? Malam jum’at purnama? Minggu depan!!!”“Pagi, cewek” aku menengok ke arah suara. Ohh datang lagi, dia penunggu rumahku, pak pocong. “Sudahlah, aku mau sekolah.” jawabku. “Kamu ngomong sama siapa, nak?” tanya ibu. “Eh! Ehehe nggak kok bu, aku latihan drama..” pak pocong hanya cengar cengir di belakang ibu.
“Hai Fai!!” seru nayla saat aku baru saja masuk gerbang. “Gimana? Ada, tulisannya?” tanyanya. “Ada! Gini, ehem.. ‘Jangan kau dengar earphone saat malam jum’at purnama’ emang kenapa nay?” tanyaku. Wajah Nayla berubah pucat “yakin kamu baca itu!!!” tanya nayla. “Iya, emang kenapa?? Eh!!” nayla langsung memelukku sambil menangis. “Fai! Maafin aku! Harusnya aku gak kasih kamu itu kertas! Itu kertas kutukan! Konon katanya yang bisa baca tulisan di kertas itu, umurnya gak panjang lagii!!! Huhuhuhu… Hikss” kata nayla, dia mengencangkan pelukannya. Aku mengelus elus rambutnya sambil berkata “gak papa nay, umur itu Allah yang ngatur, ya kalau memang umurku pendek, aku ya cuma bisa pasrah.” kataku.Aku masih memikirkan Nayla tadi di sekolah. Apa maksudnya? Huh ini sudah berhari hari, tapi rasanya baru tadi kejadiannya. Ini adalah malam jum’at, aku semakin penasaran. Pusing aku memikirkannya, aku pun tertidur.
“Hah! hah! hah!!! Mimpi aneh lagi!!! Eh! Jam 23.30!!!” aku segera membuka kertas itu lalu membaca ulang. Sama saja! Tulisannya sama saja! Lalu, apa yang terjadi jika aku mendengarkan earphone?
‘Clek, clek’ aku memasang earphone di telingaku. Aku mendengarkan dengan seksama. “Hiks hikss” huh! Suara tangisan! “Rrrggghhh!!! Aku sudah memperingatkanmu!!! Kenapa kamu mengabaikanku!!!! Aku akan membunuhmu!!! Lihat ke samping kirimu!!” huh? “Aahh!!!” Jlebb!!! Aku ditusuk oleh hantu itu. Wajahnya hancur, matanya keluar, dan rambut uang berantakan. “Hahahahah!!!” sayup masihku dengar suara hantu itu “rasakan! Selamat tinggal Faina!!” sampai semuanya menjadi gelap.
Tamat
Cerpen Karangan: Dwi lestari
Blog / Facebook: Dwi Lestari
Bersekolah di SMKN 1 JOGONALAN, Anggota pramuka dan karateka.
Selesai
Apa Komentarmu?
No comments:
Post a Comment