• PHP
  • JAVA
  • JAVASCRIPT
Si Cerpen menu
  • Sass
  • Components
  • JavaScript
  • Programanarrow_drop_down
  • PHP
  • JAVA
  • JAVASCRIPT
  • PYTHON
  • Sass
  • Components
  • JavaScript

PHP

A modern responsive front-end framework based on Material Design
Mulai Belajar PHP

JAVA

A modern responsive front-end framework based on Material Design
Mulai Belajar JAVA

JAVASCRIPT

A modern responsive front-end framework based on Material Design
Mulai Belajar JAVASCRIPT

PYTHON

A modern responsive front-end framework based on Material Design
Mulai Belajar PYTHON

Tubuhmu Membiru

Tanggal : March 28, 2019 Jam : March 28, 2019



  • Cerpen Karangan: Tina Wiarsih
  • Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi), Cerpen Horor (Hantu), Cerpen Thriller (Aksi)


4 November, 3025
Suara-suara itu masih terdengar. Tidak sedikitpun membuat lamunanku buyar, justru membangkitkan hasratku yang besar, bergemuruh bagai suara tuntutan yang harus dibayar.

Aku berdiri di sini, di tepi jurang sambil memandang ke bawah. Melihat dia yang terbujur kaku dengan tubuh membiru, aku yakin dalam hitungan menit tubuh itu akan segera terkoyak, tak berwujud dan mengeluarkan darah yang banyak.

Beberapa jam sebelumnya, aku melihat dia tengah memandang hamparan hijau di hadapannya seperti yang aku lakukan saat ini. Rambutnya yang tergerai tersibak oleh angin. Pandangan matanya kosong, raganya tak bertenaga dan pikirannya melayang jauh entah ke mana. Tubuhnya tenang tapi tidak dengan jiwanya. Jantungnya berdegub kencang saat semakin lama suara itu semakin banyak, terdengar riuh dan bergemuruh.Pikirannya kalut. Wajahnya sempat terlihat frustasi dengan kedua tangannya menutup telinga dan matanya terpejam. Mungkin jengah mendengar suara-suara itu, suara raungan dan decakkan yang terkadang ditambah suara erangan. Tidak sepertiku, dia begitu lemah bahkan untuk melawan dirinya sendiri.

Kulihat dia menghirup nafas dalam, membuka matanya perlahan untuk mencari ketenangan. Wanita itu menoleh memandangku. Tertegun beberapa saat, tatapan matanya berubah nanar dan senyum tipis tersungging di bibirnya. Aku terkejut saat dia melepaskan tubuhnya menuju pelukan bumi, merentangkan tangan seolah bumi siap menangkapnya saat tiba. Tubuhnya terbang bebas, melayang ringan jauh di udara, mengubur suara raungan dengan mencari suara yang paling sunyi, berharap dia dapat menghentikan waktu dan memutarnya. Tidak lama suara benturan terdengan jelas di telingaku, suara seonggok daging yang menghantam benda keras. Aku berjalan menuju tepi jurang dan melihat dirinya terbujur kaku dengan tubuh bersimbah darah.

—Raungan itu tidak akan terjadi jika kegagalan tak pernah hadir. Kegagalan dalam sebuah eksperimen mengantarkan kami pada jurang bencana. Melakukan hal yang sangat fatal dengan mencoba menantang Tuhan, kami menjalankan eksperimen menghidupkan orang mati yang pernah dilakukan kepada seekor anjing tahun 1940 dan 2005. Namun yang terjadi adalah timbulnya makhluk-makhluk aneh yang lama-kelamaan semakin bertambah. Bermula hanya sepasang, makhluk itu menyerang manusia untuk dimatikan dan dihidupkan kembali dengan jiwa yang berbeda.

Pada mulanya sepasang manusia kami bunuh, darahnya dikuras dan diganti dengan oksigen dan larutan saline yang mengandung gula. Tiga jam kemudian kami mentransfusikan darah ke tubuh mereka. Setelah semua selesai, kami menyuntikan cairan stimulan ke dalam tubuh diikuti sengatan listrik. Tidak ada hal janggal pada hari pertama, mereka bangun kemudian membisu dan tatapan matanya kosong. Mereka lebih banyak tertidur dibanding terbangun, tidak ada aktivitas lain yang mereka lakukan selain duduk dan memandang nanar ke arah tembok. Seminggu kemudian kami kembali menyuntikan cairan stimulan dalam jumlah banyak agar jantung mereka lebih cepat bekerja. Kami memantau gerak-geriknya dalam sebuah monitor. Hasilnya cukup mengejutkan karena mereka mulai mampu mengelurkan suara dan bergerak, bahkan mereka sempat berjalan-jalan di sekitar ruangan.Namun hal janggal terjadi saat kami memberinya makan. Seluruh makanan yang diberikan tidak sekalipun di sentuhnya. Mereka lebih memilih menggigit bungkusnya kemudian membuangnya begitu saja. Masih tetap bungkam dan sesekali meraung. Lima hari kemudian mereka tidak tertangkap layar monitor. Berbagai panggilan diserukan agar mereka muncul. Namun yang terjadi tetap sama, mereka tidak tampak. Hal ini menimbulkan spekulasi jika mereka kabur. Maka, kami meminta salah satu petugas untuk mengecek ke dalam ruangan.

Alangkah terkejutnya saat sang petugas membuka pintu ruangan dan terlihat di layar monitor hal yang menakutkan, sepasang manusia itu muncul dan langsung menyergap. Mereka mencabik dan menggigit tubuhnya, mengeluarkan usus dan beberapa organ dalam. Semua petugas berlarian menyelamatkan diri, begitupun kami. Dalam sekejap sepasang manusia itu kabur dan menyerang siapa saja yang mereka lihat, menggigit dan mencabik dengan buas dan mata beringas. Semakin lama makhluk itu semakin bertambah dan terus berlari mengejar kami.

Semua petugas kabur demi menyelamatkan diri, namun sepertinya itu sia-sia karena makhluk itu lebih cepat mengejar. Beberapa kali kami diserang, makhkuk itu sempat mencakar lenganku sebelum akhirnya berhasil kabur dan menemukan tempat ini.—

Aku masih memperhatikan tubuhnya yang semakin lama semakin terkoyak, darah segar mengalir melalui kepala dan perutnya. Aku pun tersenyum melihat pemandangan itu, suara-suara semakin bergaung dan aku pun melompat. Terbang melayang seperti yang dia lakukan. Berbeda dengannya, aku berhasil mendarat tepat di samping tubuh wanita itu bersama para makhluk mengerikan lainnya.

“Bersama.” Ucapku. Aku pun tersenyum sebelum akhirnya mengikuti apa yang mereka lakukan, mencabik dan mengeluarkan isi perutnya dan menikmatinya.

Selesai

Cerpen Karangan: Tina Wiarsih
Blog: sangatbencicacing.blogspot.com

Apa Komentarmu? 

No comments:

Post a Comment

  • Title

    First Line Second Line

    grade
  • folder Title

    First Line Second Line

    grade
  • insert_chart Title

    First Line Second Line

    grade
  • play_arrow Title


    First Line
    Second Line

    grade

flash_on

Speeds up development

We did most of the heavy lifting for you to provide a default stylings that incorporate our custom components. Additionally, we refined animations and transitions to provide a smoother experience for developers.

group

User Experience Focused

By utilizing elements and principles of Material Design, we were able to create a framework that incorporates components and animations that provide more feedback to users. Additionally, a single underlying responsive system across all platforms allow for a more unified user experience.

settings

Easy to work with

We have provided detailed documentation as well as specific code examples to help new users get started. We are also always open to feedback and can answer any questions a user may have about Materialize.

Company Bio

We are a team of college students working on this project like it's our full time job. Any amount would help support and continue development on this project and is greatly appreciated.

Settings
  • Link 1
  • Link 2
  • Link 3
  • Link 4
Connect
  • Link 1
  • Link 2
  • Link 3
  • Link 4
Made by Arian Saputra